1.Peta wilayah kesatuan indonesia
Salah satu provinsi
yang berbatasan dengan Negara lain
8 pulau terluas di Indonesia
1.pulau papua
2.pulau kalimantan
3.pulau sumatra
4.pulau sulawesi
5.pulau jawa
6.pulau timor
7.pulau
halmahera
8.pulau seram
Sekarang
saya akan sedikit menceritakan salah satu tentang 8 pulau terbesar tersebut,dan
yang akan saya bahas kali ini adalah pulau Sumatra
PULAU
SUMATRA:
Sumatera atau Sumatra adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas 443.065,8 km2. Penduduk pulau ini sekitar 42.409.510 jiwa (2000). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta, berarti "pulau emas"). Kemudian pada Prasasti Padang Roco tahun 1286 dipahatkan swarnnabhūmi (bahasa Sanskerta, berarti "tanah emas") dan bhūmi mālayu ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah Negarakertagama dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
Etimologi
Asal nama
Sumatera berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudera (terletak di pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan Ibnu Batutah, petualang asal Maroko ke negeri tersebut pada tahun 1345, dia melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah,
dan kemudian menjadi Sumatra atau Sumatera, selanjutnya nama ini
tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini,
sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang[1].
Nama asli
Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita
rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah Pulau Ameh (bahasa
Minangkabau, berarti
pulau emas) kita jumpai dalam cerita Cindua Mato dari Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung
tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatera. Seorang musafir dari Cina yang bernama I-tsing (634-713), yang bertahun-tahun
menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad
ke-7, menyebut Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti "negeri
emas".
Dalam
berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa
("pulau emas") atau Suwarnabhumi ("tanah emas").
Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa.
Para
musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama "Serendib" (tepatnya:
"Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan
Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun
1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada
juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, yang tidak pernah disebut
Suwarnadwipa.
Di
kalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal
dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios
Ptolemaios, ahli
geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan
daerah Asia
Tenggara dalam
karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana
terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus
di pantai barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil
kapur barus.
Naskah
Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras
Thalasses,
mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau
emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah
mendatangi Nusantara, terutama Sumatera. Di samping
mencari emas, mereka mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica)
yang saat itu hanya ada di Sumatera. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun
sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur,
sebagaimana tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad
pertama Masehi.
Dalam kitab
umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9,
diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420
talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. Emas itu
didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan
bahwa kapal-kapal Nabi
Sulaiman berlayar
ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).
Banyak
ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera. Perlu dicatat, kota
Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun
menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang
pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15
dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di sanalah letak
negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s.
Samudera menjadi Sumatera
Kata yang
pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji (raja) Sumatrabhumi
("Raja tanah Sumatra"), [2] berdasarkan berita China ia
mengirimkan utusan ke China pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatera berasal
dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan abad ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15
menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan
pulau Kalimantan yang disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula
didatangi orang Eropa. Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama
daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis.
Peralihan
Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama pulau) menarik untuk
ditelusuri. Odorico
da Pordenone dalam
kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari
Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu
Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur)
bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya,
nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain
untuk menyebutkan seluruh pulau.
Pada
tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah
sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta
Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama "Camatarra". Peta
buatan Amerigo
Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama "Samatara", sedangkan
peta Masser tahun 1506 memunculkan nama "Samatra". Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu "Camatra", dan Alfonso
Albuquerque tahun 1512 menuliskannya "Camatora". Antonio Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’:
"Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih
‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra",
"Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora".
Catatan-catatan
orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van
Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten
dalam penulisan Sumatera. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian
disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatera
Sejarah
Penduduk
Secara
umum, pulau Sumatera didiami oleh bangsa Melayu, yang terbagi ke dalam beberapa
suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau,Besemah, Suku Rejang, Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur
Sumatera dan di beberapa kota-kota besar seperti Medan, Palembang, dan Pekanbaru, banyak bermukim etnis Tionghoa. Penduduk pulau Sumatera hanya
terkonsentrasi di wilayah Sumatera Timur dan dataran tinggi Minangkabau. Mata
pencaharian penduduk Sumatera sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan
pedagang.
Penduduk
Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil merupakan penganut ajaran
Kristen Protestan, terutama di wilayah Tapanuli dan Toba-Samosir, Sumatera
Utara. Di wilayah perkotaan, seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang
dan Palembang, dijumpai beberapa orang penganut Buddha.
Transportasi
Kota-kota
di pulau Sumatera dihubungkan oleh tiga ruas jalan lintas, yakni lintas tengah,
lintas timur, dan lintas barat, yang melintang dari utara - selatan Sumatera.
Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti
ruas Bengkulu - Palembang, Padang - Jambi, serta Padang -
Dumai.
Di
beberapa bagian pulau Sumatera, kereta api merupakan sarana transportasi
alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari pelabuhan Panjang
(Lampung) hingga Lubuk Linggau dan Palembang (Sumatera Selatan). Di tengah pulau Sumatera, jalur
kereta api hanya terdapat di Sumatera Barat. Jalur ini menghubungkan antara
kota Padang dengan Sawah Lunto dan kota Padang dengan kota Pariaman. Semasa kolonial Belanda hingga
tahun 2001, jalur Padang - Sawah Lunto
dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara
di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir
tahun 2006, pemerintah provinsi Sumatera
Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
Di utara
Sumatera, jalur kereta api membentang dari kota Medan sampai ke kota Tebing Tinggi. Pada jalur ini, kereta api
dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Penerbangan
internasional dilayani dari Banda Aceh (Bandar Udara Internasional Sultan
Iskandar Muda), Medan
(Bandar Udara Internasional Polonia), Padang (Bandara Internasional Minangkabau, dan Palembang (Bandar Udara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan
(Medan), Teluk Bayur (Padang), dan Bakauheni (Lampung).
Ekonomi
Pulau
Sumatera merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya
di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatera, yaitu provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatera
ialah kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah, bauksit, batu bara dan gas
alam. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh
perusahaan-perusahaan asing, seperti misalnya PT Caltex yang mengolah minyak bumi di
provinsi Riau.
Tempat-tempat
penghasil barang tambang ialah :
- Arun (NAD), menghasilkan gas alam.
- Pangkalan Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
- Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi
- Tanjung Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara
- Plaju dan Sungai Gerong (Sumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi
- Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit
- Indarung (Sumatera Barat), menghasilkan semen
- Sawahlunto (Sumatera Barat), menghasilkan batubara
Beberapa
kota di pulau Sumatera, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. Medan kota terbesar di pulau Sumatera, merupakan kota
perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang
berkantor pusat di sini.
Geografis
Pulau
Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan
dengan Teluk
Benggala, di
timur dengan Selat
Malaka, di
sebelah selatan dengan Selat
Sunda, dan di
sebelah barat dengan Samudra Hindia. Di sebelah timur pulau, banyak
dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana,
antara lain Asahan (Sumatera Utara), Sungai Siak (Riau), Kampar, Inderagiri (Sumatera Barat, Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi), Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way Sekampung (Lampung). Sementara beberapa sungai yang
bermuara ke pesisir barat pulau Sumatera diantaranya Batang Tarusan (Sumatera Barat), dan Ketahun (Bengkulu).
Di bagian
barat pulau, terbentang pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari utara hingga
selatan. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi yang masih
aktif, seperti Geureudong (Aceh), Sinabung (Sumatera Utara), Marapi, Talang (Sumatera Barat), Gunung Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Sumatera Barat, Jambi). Di
pulau Sumatera juga terdapat beberapa danau, di antaranya Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang (Sumatera Barat), Danau Kerinci (Jambi) dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).
Daftar gunung di Sumatera
|
|
2. Ayam Goreng
RESEP:
Bahan:
- 1 kg ayam, potong-potong
- 1 sdt bubuk bawang putih
- 1 sdt lada halus
- ¼ sdt bubuk cabe merah kering
- ½ sdt garam halus
- Minyak untuk menggoreng
Pelapis
Cair Ayam Goreng:
- 300 ml air dingin/air es
- 300 g tepung terigu tinggi protein/cap cakra kembar
- 40 g tepung maizena
- ½ sdm susu bubuk
- 1 butir kuning telur
- ½ sdt baking soda
- ¼ sdt garam halus
- ½ sdt lada halus
- ¼ sdt vetsin
Pelapis Kering Ayam Goreng:
- 400 g tepung terigu tinggi protein
- 100 g tepung maizena
- ½ sdt baking soda
- 1 sdt bubuk kaldu instan rasa ayam
- 1 sdt bubuk bawang putih
- ¼ sdt vetsin (jika suka)
Cara
Membuat Ayam Goreng:
- Pelapis cair: Campur tepung terigu, tepung maizena, susu bubuk, baking powder, lada, garam dan vetsin. Aduk rata. Masukkan kuning telur dan air sedikit demi sedikit sambil di aduk hingga tercampur rata. Simpan di dalam kulkas/tempat yang dingin.
- Pelapis Kering: Campur semua bahan pelapis kering. Aduk rata. Sisihkan.
- Bumbui potongan ayam dengan lada, garam, bawang putih bubuk dan cabe merah bubuk. Aduk rata. Diamkan 15 menit agar bumbu meresap.
- Gulingkan potongan ayam ke dalam pelapis kering hingga seluruh permukaan terselimuti tepung. Celupkan ke dalam pelapis cair dan gulingkan kembali ke dalam pelapis kering. Lakukan hingga ayam habis.
- Panaskan minyak, goreng ayam di dalam minyak banyak dengan panas sedang. Masak hingga ayam matang, berwarna kuning kecokelatan dan kering. Angkat. Tiriskan. Atur di dalam piring saji. Hidangkan hangat dengan saus sambal atau saus tomat botolan.
3. tempat favourite yang pernah saya
kunjungi
tempat
favourite yang pernah saya kunjungi yaitu bali.bali memiliki pantai yang begitu
indah dan sangat luar biasa.saya disana berkunjung bersama keluarga dan saudara
saudara saya,dengan bantuan tour gade kami mengelilingi kota bali.disana
kebudayaannya sangat kuat dan melekat terhadap masyarakatnya,pengalaman menarik
saya waktu di bali yaitu waktu saya mengajak seorang anak kecil bule bermain
petak umpat.yang membuat lucu yaitu saat si bule ini bermain,saat dia bermain
die meragakan gaya abri yang sedang melakukan perang dan ditambah dengan suara
keras sambil berteriak teriak,padahal kan petak umpet yaa hahaha.sekian
pengalaman saya terima kasih
4. seandainya
saya jadi pemimpin di daerah yang 2/3 air
seandainya
saya jadi pemimpin di daerah yang 2/3 air yang saya akan lakukan adalah
membangun museum di atas air,jadi kita mengunjungi museum itu menggunakan kapal
dan dengan di temani orang yang menjelaskan satu persatu tentang sejarah
sejarah yang ada di museum tersebut
No comments:
Post a Comment